Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian Indonesia terganggu akibat tertahannya 26.000 kontainer di pelabuhan. Bahkan, sejumlah bahan baku industri juga tertahan.
Ia mengatakan, puluhan ribu kontainer barang yang tertahan di pelabuhan tersebut mengakibatkan arus barang di pelabuhan secara keseluruhan terganggu.
“Karena ada Permendag 36/2024 yang memang mengharuskan kontainer keluar dengan berbagai persyaratan termasuk dalam hal ini pertimbangan teknis dari instansi terkait, sehingga dari sisi volume maupun dari sisi arus barang sangat terhambat penumpukannya,” kata Sri Mulyani di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/5/2024).
Tercatat sebanyak 17.304 kontainer tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok. Kemudian, sebanyak 9.111 kontainer tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dari keduanya, total lebih dari 26.000 kontainer tertahan.
Menteri Keuangan mengatakan hal ini turut mengganggu kegiatan ekonomi nasional. Pasalnya, ada sejumlah bahan baku industri untuk kegiatan manufaktur yang tidak dapat segera diolah.
“Wah, ini tentu berdampak pada kegiatan ekonomi. Terutama untuk impor bahan baku yang dibutuhkan untuk rantai pasokan dan kegiatan manufaktur di Indonesia,” katanya.
Ia menyambut baik terbitnya Permendag 8/2024 yang melonggarkan aturan masuknya barang tersebut. Ia pun meminta pihak terkait untuk memproses sejumlah persyaratan baru.
“Kami dari Kementerian Keuangan DJBC menyambut baik adanya perubahan Permendag 36/2024 menjadi Permendag 8/2024 yang menyederhanakan proses persyaratan pengeluaran peti kemas ini dengan mengubah persyaratannya menjadi hanya laporan surveyor saja,” ujarnya.
“Namun karena di TJ Perak sudah ada 17.304 kontainer dan di TJ Perak ada 9.111 kontainer, tentu laporan surveyor juga harus dipercepat agar tidak menjadi bottleneck baru,” imbuh Sri Mulyani.
sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/5598992/ekonomi-indonesia-terganggu-gara-gara-26-ribu-kontainer-tertahan-di-pelabuhan?page=2